Ketahuilah bahwa seorang hamba manakala mengetahui bahwa Allah Swt adalah Dzat Paling Bijaksana atas aturanNya, dan Maha Kuasa dan Maha Tahu atas apa yang diputuskan dan diaturNya, dan apabila hamba tahu dirinya bodoh terhadap apa yang dicinta dan dibenci, maka ia akan Ridho kepada Allah Ta’ala dalam aturan dan ketentuanNya.
Ridho adalah tentramnya qalbu kepada Dzat Yang Maha Mengatur dan membiarkan pilihan kepadaNya disertai kepasrahan. Tidak ada yang lebih berat bagi nafsu kecuali harus ridho terhadap ketentuan Allah Ta’ala. Karena ridho pada ketentuanNya bisaanya berbeda dengan kerelaan hawa nafsunya. Maka berbahagialah jika ada hamba yang memprioritaskan ridhonya Allah Ta’ala dibanding kerelaan dirinya. Diriwayatkan bahwa Nabi Musa as bermunajat: “Ilahi, Engkau beri keistimewaan padaku dengan Kalam, dan belum pernah Engkau Bicara kepada manusia sebelumku. Maka tunjukkanlah aku pada amal yang bisa kuraih ridhoMu…”
Allah Ta’ala menjawab, “Hai Musa! RidhoKu padamu, adalah ridhomu atas ketentuanKu…”
Ad-Darany ra mengatakan, “Aku berharap meraih ridhoNya sekejap saja, dan walau pun Allah Ta’ala memasukkan diriku ke dalam neraka, aku pun rela dengan ketentuanNya. Dan yang paling berhak untuk ridho adalah ahli ma’rifat, orang yang paling mengenal Allah, karena ridho adalah Pintu Allah paling agung.
Berkaitan dengan perubahan diri, ridho berarti menerima dengan lapang dada kekurangan dan kelebihan diri kita, istri kita, anak-anak kita, keluarga kita, dan lingkungan kita. kemudian berusahalah semaksimal mungkin untuk mengikis kekurangan-kekurangan itu, dan bekerjakeraslah untuk meningkatkan potensi dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. mulailah dari diri pribadi kemudian lanjutkan ke keluarga kita, lingkungan kita dan seterusnya.
Allah Ta’ala menjawab, “Hai Musa! RidhoKu padamu, adalah ridhomu atas ketentuanKu…”
Ad-Darany ra mengatakan, “Aku berharap meraih ridhoNya sekejap saja, dan walau pun Allah Ta’ala memasukkan diriku ke dalam neraka, aku pun rela dengan ketentuanNya. Dan yang paling berhak untuk ridho adalah ahli ma’rifat, orang yang paling mengenal Allah, karena ridho adalah Pintu Allah paling agung.
Berkaitan dengan perubahan diri, ridho berarti menerima dengan lapang dada kekurangan dan kelebihan diri kita, istri kita, anak-anak kita, keluarga kita, dan lingkungan kita. kemudian berusahalah semaksimal mungkin untuk mengikis kekurangan-kekurangan itu, dan bekerjakeraslah untuk meningkatkan potensi dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. mulailah dari diri pribadi kemudian lanjutkan ke keluarga kita, lingkungan kita dan seterusnya.
0 komentar:
Posting Komentar